BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Sel
memiliki organel yang bermacam-macam dam memiliki fungsi masing-masing untuk menjaga
keberlangsungan kehidupan organisme. Setiap organisme membutuhkan energi untuk
bisa menjalankan aktifitas kehidupan. Sel yang dimiliki organisme memiliki
organel yang berfungsi serta bertanggung jawab dalam pembentukan energi dalam
bentuk ATP itulah
mitokondria, organel yang memiliki peran vital untuk
keberlangsungan kehidupan organisme ini membentuk ATP dengan beberapa tahap antara
lain glikolisis,fosforilasi oksidatif, siklus kreb’s dan transpor elektron.
1.2
Rumusan
Masalah
Dari latar belakang
diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :”Bagaimana struktur dan
peranan mitokondria dalam sel ?”.
1.3
Tujuan
Tujuan dari makalh ini
adalah :
·
Mendeskripsikan fungsi
mitokondria dalam sel
·
Memahami tahap-tahap
pembentukan energi oleh mitokondria
·
Mengetahui hasil yang
diperoleh atas kerja mitokondria
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Struktur
mitokondria
Mitokondria berasal dari kata “mitos” yang berarti benang dan “chondrion” yang berarti butir. Organel
ini pertama kali diamati oleh Altmann pada tahun 1894 dan pada waktu itu
dinamkan bioblast dan kemudian oleh Benda pada tahun 1897 dinamakan
mitokondria. Ukuran dan bentuk mitokondria bervariasi menurut jaringannya dan
menurut keadaan fisiologis sel. Kebanyakan mitokondria berbentuk oval atau
jorong dengan diameter antara 0.5 sampai 1 µm dan panjang sampai 7 µm. Jumlah mitokondria
dalam sel bervariasi dan tergantung dari jenis sel dan kondisinya. Pada sel
hewan jumlah mitokondria umumnya lebih banyak daripada sel tumbuh-tumbuhan.
Didalam sel hati umumnya didapatkan mitokondria dalam jumlah banyak yaitu
menempati 30-35 % dari jumlah protein total dalam sel tersebut, dalam sel
jaringan limfoid dijumpai sekitar 20 %. Jumlah mitokondria yang terbesar
dijumpai pada sel oosit yaitu sekitar 300.000 butir. Mitokondria tidak dapat
dilihat dengan mikroskop cahaya, karena ukurannya yang sangat kecil. Mitokondria
diliputi oleh selaput rangkap yang disebut memban luar dan membran dalam.
Selaput dalam membagi ruang organel menjadi dua yaitu matriks dan ruang antar
selaput. Matriks berisi cairan seperti gel diliputi oleh selaput dalam.
Matriks, ruang antar selaput, selaput luar dan selaput dalam mengandung bermacam-macam
enzim. Matriks mengandung enzim-enzim siklus Kreb, garam dan air, DNA sirkuler
dan ribosom.
Selaput
dalam mempunyai area permukaan yang lebih luas karena berlipat-lipat dan masuk
ke dalam matriks. Lipatan-lipatan ini disebut krista mitokondria yang bervariasi dalam jumlah dan bentuknya. Pada
membran dalam ini terdapat bangunan yang disebut partikel elementer yang
mempunyai diameter 8.5 nanometer dan menempel pada membran dalam dengan jarak
sekitar 10 nanometer satu sama lain. Dalam partikel-partikel inilah terdapat
enzim-enzim ATP ase yang sangat penting dalam proses oksidasi dan respirasi
dalam mitokondria. Pada mitokondria normal partikel ini tidak tampak menonjol
bila mitokondria diletakkan dalam larutan yang bersifat hipotonis. Mitokondria
dapat mengkode bagian-bagian proteinnya dengan alat-alat yang dimiliki.
Mitokondria
merupakan organel yang sangat penting dalam proses pembentukan energi sehingga
mitokondria mempunyai banyak sekali jenis enzim misalnya:
- Monoamine oksidase-enzim-enzim rantai respirasi
- Kyneurine hidroksilase-enzim-enzim transferase
- Koenzim A ligase-malat dehidroginase
- Adenilat kinase-isositrat dehidroginase
- Nukleosid difosfokinase-fumarase dan aconitase
- ATP sintetase-sitrat sintatase
- Suksinat dehidrogenase-enzim-enzim oksidasi lain.
2.2 Fungsi dan cara
kerja mitokondria
Mitokondria
merupakan organel yang berfungsi menyediakan energi selular (ATP). Makanan
dioksidasi untuk menghasilkan elektron berenergi tinggi yang dikonversi menjadi
energi yang tersimpan. Energi ini disimpan dalam bentuk ikatan fosfat kaya
energi dalam molekul yang disebut adenosine triphosphate, atau ATP.
Tahap-tahap
yang terjadi di dalam mitokondria untuk menghasilkan energi, antara lain:
- Glikolisis
- Transpor elektron
- Siklus kreb’s
- Fosforilasi oksidatif
Tahap dari
glikolisis ke rantai transport elektron.
Makanan diubah menjadi energy ATP
dan air. Makanan pensupply energy mengandung gula dan karbohidrat. Gula dipecah
dengan bantuan enzim yang memecahnya menjadi bentuk yang paling sederhana dari
gula yaitu glukosa. Selanjutnya glukosa memasuki sel dengan molekul khusus pada
membrane yang disebut “glucose transporters”.
Saat dalam sel, glukosa dipecah
menjadi ATP melalui dua lintasan. Lintasan pertama tidak memerlukan oksigen dan
disebut anaerobic metabolism. Lintasan ini disebut glikolisis dan terjadi dalam
sitoplasma diluar mitokondria. Selama glikolisis , gula dipecah menjadi
piruvat. Makanan lain seperti lemak dapat juga dipecah untuk digunakan sebagai
bahan bakar. Setiap reaksi didesain untuk menghasilkan beberapa ion hydrogen
(elektron) yang dapat digunakan untuk membuat paket energi (ATP). Tetapi hanya
4 molekul ATP dapat dibuat oleh satu molekul glukosa melalui lintasan ini. Oleh
karena itu mitokondria dan oksigen menjadi penting. Proses pemecahan perlu
dilanjutkan dengan siklus Kreb’s di dalam mitokondria untuk memperoleh cukup
ATP untuk melangsungkan fungsi-fungsi sel.
Piruvat dibawa ke dalam mitokondria
dan dikonversikan menjadi Acetyl Co-A yang memasuki siklus Kreb’s. Reaksi
pertama ini menghasilkan carbon dioxide
karena melibatkan pengeluaran satu karbon dari piruvat.
Siklus kreb’s
Siklus Kreb’s juga disebut citric
acid cycle berfungsi untuk mendapatkan sebanyak-banyaknya lektron dari makanan
yang dimakan. Elektron ini (dalam bentuk ion hidrogen) digunakan untuk
mengendalikan pompa yang menghasilkan ATP. Energi yang dibawa ATP selanjutnya
digunakan untuk semua macam fungsi selular seperti pergerakan, transport,
keluar dan masuknya produk, pembelahan, dan lain-lain. Untuk melakukan siklus
Kreb’s cycle, beberapa molekul penting diperlukan. Pertama, diperlukan piruvat
yang dibuat melalui glikolisis dari glukosa. Kemudian diperlukan molekul
carrier untuk electron. Terdapat dua tipe molekul yaitu nicotinamide adenine
dinucleotide (NAD+) dan flavin adenine dinucleotide (FAD+). Molekul ketiga yang
diperlukan adalah oxygen.
Piruvat adalah molekul dengan 3
karbon. Setelah memasuki mitokondria, piruvat dipecah menjadi molekul dengan 2
karbon oleh enzim khusus. Reaksi ini melepaskan karbon dioksida. Molekul dengan
2 karbon disebut Acetyl CoA dan molekul ini memasuki siklus Kreb’s dengan cara
bergabung dengan molekul 4 karbon yang disebut oxaloacetate. Ketika dua molekul
ini bergabung , menghasilkan molekul 6 karbon yang disebut citric acid (2
karbon + 4 karbon = 6 karbon). Hal inilah yang menyebabkan siklus Kreb juga
disebut siklus Citric acid. Citric acid kemudian dipecah dan dimodifikasi, dan
melepaskan ion hidrogen dan molekul karbon. Molekul karbon digunakan untuk
membuat karbon dioksida dan ion hidrogen ditangkap oleh NAD dan FAD. Proses ini
kembali menghasilkan oxaloacetate.
Fosforilasi oksidatif
Saat ion hidrogen atau elektron
diambil dari sebuah molekul, maka molekul dikatakan dioksidasi. Ketika ion
hidrogen atau elektron diberikan kepada sebuah molekul maka molekul tersebut
direduksi. Saat molekul fosfat ditambahkan kepada sebuah molekul, maka molekul
tersebut dikatakan difosforilasi. Jadi fosforilasi oksidatif berarti proses
yang melibatkan penghilangan ion hidrogen dari satu molekul dan penambahan
molekul fosfat ke molekul lainnya.
Pada siklus Kreb, ion hidrogen atau elektron diberikan kepada dua molekul carrier. Mereka ditangkap oleh NAD atau FAD dan molekul pembawa ini akan menjadi NADH dan FADH (karena membawa ion hidrogen).
Pada siklus Kreb, ion hidrogen atau elektron diberikan kepada dua molekul carrier. Mereka ditangkap oleh NAD atau FAD dan molekul pembawa ini akan menjadi NADH dan FADH (karena membawa ion hidrogen).
Elektron-elektron ini dibawa secara
kimia ke sistem respirasi atau rantai transport electron yang terdapat di
Krista mitokondria. NADH dan FADH secara esensial berfungsi sebagai pengangkut
dari satu kompleks ke kompleks yang lain. Di setiap situs sebuah pompa proton
mentransfer hidrogen dari satu sisi membrane ke yang lainnya. Hal ini
menghasilkan sebuah gradient melintasi membrane dalam dengan konsentrasi
hydrogen yang lebih tinggi pada ruang interkrista (ruang antara membrane dalam
dan membrane luar). Elektron dibawa dari satu kompleks ke kompleks yang lain
oleh ubiquinone dan cytochrome C.
Cytochrome oxidase kompleks
mengkatalisis transfer elektron ke oksigen menjadi air. Pompa chemiosmotic
menghasilkan gradient proton electrochemical melewati membrane yang digunakan
untuk menjalankan “energy producing machine” yaitu ATP synthase.
Proses ini memerlukan oksigen sehingga disebut “aerobic metabolism”. ATP synthase menggunakan energy dari gradient ion hydrogen (juga disebut proton) untuk membentuk ATP dari ADP dan fosfat. Juga menghasilkan air, hidrogen dan oksigen.
Proses ini memerlukan oksigen sehingga disebut “aerobic metabolism”. ATP synthase menggunakan energy dari gradient ion hydrogen (juga disebut proton) untuk membentuk ATP dari ADP dan fosfat. Juga menghasilkan air, hidrogen dan oksigen.
Dari
penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa peran mitokondria sangat penting dalam
menjaga kelestarian kehidupan sel yaitu dengan menghasilkan energi yang akan
digunakan untuk menyelenggarakan/menjalankan fungsi sel.
2.3 Kelainan mitokondria
Mitokondria
adalah organel yang memiliki ADN sendiri. Mutasi pada ADN bertanggung jawab
terhadap beberapa penyakit langka. Seperti Leigh’s syndrome, suatu penyakit yang
mematikan pada masa pertumbuhan karena menyebabkan kelumpuhan total dan
hilangnya kemampuan verbal. Atau Pearson’s syndrome yang menyebabkan
kelainan pada sumsum tulang dan kegagalan kerja pankreas pada anak.
Mitokondria juga diketahui berperan
pada masalah penuaan. Reaksi kimia yang berlangsung pada daur Krebs dan rantai
transpor elektron kadang melepas elektron yang “nyasar” keluar dari
mitokondria dan masuk ke dalam lingkungan sel. Elektron tersebut akan berikatan
dengan oksigen dan membentuk radikal bebas. Para ahli memperkirakan bahwa
penuaan pada manusia, mulai masalah keriput hingga penurunan mental bisa jadi
disebabkan karena radikal bebas
Hasil riset terkini juga menunjukkan bahwa mitokondria berkorelasi dengan apoptosis, yaitu suatu program kematian sel. Mitokondria diketahui melepaskan sinyal yang memicu proses kematian sel. Pada kasus stroke dan penyakit Alzheimer misalnya, mitokondria menyebabkan terlalu banyak kematian sel yang akhirnya memicu penurunan mental dan gejala yang lain. Pada kasus kanker, mitokondria diduga melakukan kekeliruan dalam memicu proses apoptosis. Kekeliruan ini mengakibatkan tumbuhnya tumor yang menginvasi jaringan yang sehat.
Hasil riset terkini juga menunjukkan bahwa mitokondria berkorelasi dengan apoptosis, yaitu suatu program kematian sel. Mitokondria diketahui melepaskan sinyal yang memicu proses kematian sel. Pada kasus stroke dan penyakit Alzheimer misalnya, mitokondria menyebabkan terlalu banyak kematian sel yang akhirnya memicu penurunan mental dan gejala yang lain. Pada kasus kanker, mitokondria diduga melakukan kekeliruan dalam memicu proses apoptosis. Kekeliruan ini mengakibatkan tumbuhnya tumor yang menginvasi jaringan yang sehat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebanyakan
mitokondria berbentuk oval atau jorong dengan diameter antara 0.5 sampai 1 µm
dan panjang sampai 7 µm. Pada sel hewan jumlah mitokondria umumnya lebih banyak
daripada sel tumbuh-tumbuhan. Mitokondria tidak dapat dilihat dengan mikroskop
cahaya, karena ukurannya yang sangat kecil. Mitokondria merupakan organel yang
berfungsi menyediakan energi selular (ATP). Tahap-tahap yang terjadi di dalam
mitokondria untuk menghasilkan energi, antara lain: Glikolisis, Transpor
elektron, Siklus kreb’s, Fosforilasi oksidatif, dan dari tahap-tahap tersebut
akan diperoleh energi sebanyak 38 ATP. Mitokondria juga dapat mengalami
kelainan, kelainan pada mitokondria dapat menyebabkan beberapa penyakit seperti
Leigh’s syndrome, pearson’s syndrome dan penuaan.
DAFTAR PUSTAKA
- Childs, G.V. Cell Biology. 1998. The University of Texas Medical Branch.
- http://cellbio.utmb.edu/microanatomy/
- Reksoatmodjo, S.M.I. 1993. Biologi Sel. Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan, Pendidikan Tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar