Oleh : dr. Hygiene Kumala Sari
Dalam
menjalani hidupnya, wanita akan melewati beberapa fase perubahan alami di
tubuhnya serta masalah yang menyertainya, yaitu saat mengalami haid pertama,
pertama kali berhubungan seksual, mengandung
dan melahirkan, hingga menopause
(berhentinya Haid).
Salah
satu masalah yang paling sering menjadi keluhan oleh kebanyakan wanita adalah
nyeri saat Haid (dismenorrhea). Sebenarnya nyeri saat Haid merupakan hal yang
lumrah dialami oleh setiap wanita, akan tetapi yang membedakannya adalah
apabila hal tersebut mengganggu aktivitas dan kehidupan sehari-harinya.
Nyeri
saat haid dapat kita kategorikan menjadi dua, yaitu nyeri primer dan sekunder.
Nyeri haid primer yaitu nyeri Haid yang tidak berhubungan
dengan kelainan patologis yang berasal dari panggul dan organ di dalamnya.
Nyeri ini dapat terjadi 2-3 tahun setelah Haid pertama dan mencapai
puncaknya saat wanita mencapai usia 15-25 tahun. Kemudian nyeri akan menurun
intensitasnya seiring dengan pertambahan usia dan menghilang saat wanita
melahirkan secara alami. Nyeri ini dapat bersifat hilang timbul atau menetap.
Biasanya nyeri terasa 24 jam sebelum Haid dan berakhir 24-36 jam setelah
haid berhenti. Nyeri dirasakan pada perut bagian bawah yang kemudian dapat
menyebar ke punggung atau bagian dalam paha. Gejala-gejala lain yang dapat
menyertai antara lain mual, muntah, sakit kepala, cemas, gelisah, diare,
pingsan, dan perut kembung.
Membaca
hal diatas tentu menimbulkan pertanyaan di dalam benak anda, “mengapa
nyeri dapat terjadi?”. Ada berbagai macam teori yang
mencoba untuk menjelaskannya. Teori yang paling mendekati adalah yang
menyatakan bahwa saat menjelang haid tubuh wanita menghasilkan suatu zat yang
disebut prostaglandin. Zat tersebut mempunyai fungsi yang salah satunya adalah membuat
dinding rahim berkontraksi dan pembuluh darah sekitarnya terjepit (konstriksi)
yang menimbulkan iskemi jaringan. Intensitas kontraksi ini berbeda-beda tiap
individu dan bila berlebihan akan menimbulkan nyeri saat haid. Selain itu
prostaglandin juga merangsang saraf nyeri di rahim sehingga menambah intensitas
nyeri. Prostaglandin juga bekerja di seluruh tubuh, hal ini menjelaskan mengapa
ada gejala-gejala yang menyertai nyeri saat haid.
Apabila
nyeri saat haid muncul saat anda berumur lebih dari 20 tahun maka ini
masuk dalam kategori kedua yaitu nyeri haid sekunder, yaitu nyeri
haid yang berhubungan dengan kelainan yang berasal dari panggul dan organ
didalamnya.Biasanya nyeri ini terjadi 2 hari atau lebih sebelum Haid
dimulai dan rasa nyeri akan semakin hebat saat haid, kemudian menghilang 2 hari
atau lebih setelah haid berhenti.
Adapun
kelainan yang dapat menimbulkan nyeri haid sekunder antara lain :
- endometriosis
- sindroma Allen
- mosters
- sindroma kongesti pelvis
- kista ovarii dan tumor
- penyakit infeksi panggul
- adenomyosis
- myoma uteri
- polip uteri
- sindroma asherman
- kelainan kongenital
- alat kontrasepsi intra uterin
- stenosis dan sumbatan vagina
- dll
lalu
bagaimana cara mengatasinya?
Ada
banyak hal yang dapat dilakukan mulai dari hal yang sederhana, pemakaian
obat-obatan, hingga terapi hormonal. Berikut ini beberapa tips untuk mencegah
nyeri saat haid :
- Olahraga ringan saat haid, namun hindari olahraga berat.
- Hindari konsumsi alkohol, kopi, dan juga coklat karena dapat meningkatkan kadar estrogen yang nantinya dapat memicu lepasnya prostaglandin. Hindari juga makanan bersuhu dingin misalnya es krim.
- Konsumsi vitamin E, vitamin B6, atau minyak ikan.
- Konsumsi sayuran dan buah-buahan serta makanan rendah lemak.
Beberapa
hal yang dapat kita lakukan untuk mengatasi sakit perut saat haid :
- Kompres dengan botol panas (hangat) tepat pada bagian yang terasa kram (bisa di perut atau pinggang bagian belakang)
- Mandi air hangat, boleh juga menggunakan aroma terapi untuk menenangkan diri
- Minum minuman hangat yang mengandung kalsium tinggi
- Mengosok-gosok perut/pinggang yang sakit
- Ambil posisi menungging sehingga rahim tergantung ke bawah. Ini bisa membantu relaksasi
- Tarik napas dalam-dalam secara perlahan untuk relaksasi.
Obat-obatan
yang digunakan harus atas pengawasan dokter. Boleh minum analgetik (penghilang
rasa sakit) yang banyak dijual di toko obat terutama yang mengandung antara
lain asam mefenamat, ibuprofen, diclofenac sodium atau naproxenen dalam
komposisi obat, asal dosisnya tidak lebih dari 3 kali sehari. Apabila
penggunaan obat-obatan analgesik tidak berhasil maka dapat dilakukan terapi
hormonal sesuai ajuran dokter.Bila keluhan nyeri dapat dihilangkan dengan cara
sederhana maka hal itu jauh lebih baik daripada penggunaan obat-obatan karena
obat-obatan akan menimbulkan ketergantungan terhadap efek penghilang nyeri dan
menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan.Prinsip terapi pada nyeri saat
haid primer sama dengan sekunder, akan tetapi lebih baik bila Anda
berkonsultasi langsung dengan dokter spesialis kandungan untuk penanganan lebih
lanjut.
Satu
hal yang paling utama adalah pola hidup sehat demi kenyamanan hidup Anda.
Selamat mencoba!
Demikian
informasi yang dapat bagikan. Smeoga bermanfaat bagi wanit Indonesia.
Referensi:
- Fortner, Kimberly B.; Szymanski, Linda M.; et .al, Johns Hopkins Manual of Gynecology and Obstetrics, The, 3rd Edition;Maryland,2007
- www.acog.org
siipp...
BalasHapus